Bupati Trenggalek, Tenggelamkan Terumbu Karang Metode Bioreeftek

Selasa, 14 Februari 2023 - Oleh Redaksi Views: 109
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin,  bersama Novita Hardini, Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek, dan beberapa kepala OPD, saat penengelaman Terumbu Karang menggunakan metode Bioreeftek di Pantai Mutiara Desa Tasikmadu Kecamatan Watulimo, Rabu (8/2/2023).

Medianews.id, Trenggalek – Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, ikuti proses penengelaman Terumbu Karang menggunakan metode Bioreeftek di Pantai Mutiara, Desa Tasikmadu Kecamatan Watulimo, Rabu (8/2/2023).

Dalam penanaman terumbu karang sistem Bioreeftek, Bupati Trenggalek ikut melakukan penyelaman kedalam laut. Ikut mendampingi Bupati Trenggalek dalam penenggelaman Terumbu Karang bersama Novita Hardini, Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek, dan beberapa kepala OPD.

Penenggelaman Terumbu karang ini sebagai upayauntuk  melestarikan ekosistem laut di pantai Mutiara, kebanggaan masyarakat Kabupaten Trenggalek.

Dalam hal ini, Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin, merasa senang karena pengembangan Terumbu Karang  tersebut menggunakan bahan alamai batok kelapa. Metode ini dipercaya ramah lingkungan karena media tanam terumbu karang sendiri mengambil dari potensi dari alam.

“Saya senang pengembangan Terumbu Karang bioreeftek ini karena dari namanya saja sudah bioreef, jadi benar-benar dari bahan alami yaitu dari batok kelapa,” ujarnya.

Dia menambahkan “ekosistem laut bisa semakin baik karena beberapa periode terakhir, ada fenomena bleeching di seluruh dunia.  Karang-karang memutih karena pemanasan global,” imbuhnya.

Kemudian belum lagi upaya pengerusakan yang dilakukan secara sengaja baik memakai putas, bom air dan upaya eksploitatif lainnya. “Saya tadi minta Kepala Dinas Kelautan Dan Perikanan, untuk meminta ke Provinsi Jawa Timur, untuk dikasih buoy. Kawasan taman bawah laut bisa dikasih buoy agar tidak dilalui perahu bermesin besar. Kalau kelewatan arusnya kadang mengganggu ekosistem dibawahnya,” tandasnya.

Kalau mati mengering, ekosistem ikan di sekitar juga berkurang. Dengan begitu  rantai makanan terputus, kemudian plankton tidak ada, ikan kecil tidak ada, ikan besar tidak ada, efeknya bisa dirasakan nelayan.

Nelayan saat ini melautnya semakin jauh, berbeda dengan beberapa tahun yang lalu ketika ekosistem bawah laut yang masih  terjaga.

Pewarta ; Hardi Rangga


TAGS: ,
Array

Berita Terkait