Bupati Trenggalek, Launching City Branding TGX Southern Paradise

Sabtu, 2 Maret 2024 - Oleh Redaksi Views: 96
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, saat melouncing City Brending, di Pendapa Manggala Praja Nugraha, Sabtu (2/3/2024)

Medianews.id, Trenggalek – Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin, melaunching city branding baru Kabupaten Trenggalek “TGX Southern Paradise” di Pendopo Manggala Praja Nugraha, Sabtu (2/3/2024).

Selanjutnya, City Branding ini merupakan bagian dari perencanaan tata kota Kabupaten Trenggalek kedepan bertujuan untuk membangun diferensiasi dan memperkuat identitas Kabupaten Trenggalek, demi menarik keingintahuan orang terkait Kabupaten Trenggalek.

Lebih lanjut, Bupati Trenggalek, berharap dengan branding baru TGX Southern Paradise ingin membangun citra positif Kabupaten Trenggalek. Membedakan Trenggalek dengan Kabupaten – Kabupaten yang lain demi menarik wisatawan, menarik minat investor serta perdagangan dan harapannya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah Kabupaten Trenggalek.

Pihaknya membeberkan, filosofinya TGX, adalah Trenggalek dengan faktor X, “kita pengen buktikan Trenggalek dengan faktor X,” bebernya.

Kemudian, faktor X nya apa saja, kita bisa berekonomi tanpa harus merusak lingkungan. Maka logonya kita explore dari kekayaan kita. Ada bukit, kemudian ruang-ruang hijau kita. Kita punya sungai, kita punya ruang – ruang seperti laut yang bisa dinikmati tanpa harus di rusak,” jadi ini beberapa pesannya,” tuturnya.

Dalam hal ini harus diaktivasi dengan beberapa event dan juga festival, warna merah dan hijau merupakan warna-warna dominan di lambang daerah. Perisai-nya, kalau melihat logo Trenggalek itu warnanya, warna hijau, berarti ketangguhan dan kemakmuran. Terus warna merahnya itu terdapat di pita yang bertuliskan Jwalita Praja Karana, yang artinya bersinar karena rakyatnya.

” TGX kita kasih warna merah, harapannya Trenggalek harus punya faktor X yang kemudian mengungkit maju, faktor X-nya kita pilih, ekonomi yang lestari, ekonomi yang regeneratif. Kemudian fungsinya faktor X selanjutnya, harus benar-benar bersinar karena rakyat,” cetusnya.

Hal ini, usahanya bukan hanya Top Down, tetapi harapannya juga gotong – royong semua pihak, contoh di Desa Wisata Watu Agung, di Pandean Dongko, dulu awalnya konservasi sungai,” Kemudian naik statusnya dari konservasi sungai menjadi desa wisata,” sebutnya.

Desa wisata kemudian ter-Rekognisi atau diakui, sebagai 50 desa wisata terbaik se-Indonesia, ternyata di dalamnya ada cerita yang bisa dijual, jadi film dan filmnya belum ada 1 bulan tayang, “Sinden Gaib” yang nonton udah 500 ribu lebih.

Sekarang bagaimana kesuksesan di film itu turun di lapangan, kita kasih ide ada event atau paket wisata Sinden Gaib. Kita mereproduksi semua adegan adegan di film, karena semua adegan-adegan di film itu diambil di Trenggalek.

“Jadi tidak susah untuk melakukan adegan tarian Turonggo Yakso di atas batu, misalnya, atau kemudian melakukan foto shut video section dengan kvideo section Nenek Sarinten dan sebagainya. Semua itu bisa jadi paket wisata yang nanti juga bisa tenar,” pungkasnya. (Adv)


TAGS: , ,
Array

Berita Terkait