Pemilu 2024 Difabel Kurang Terfasilitasi, Novita Bersama Suami Meminta Maaf

Rabu, 14 Februari 2024 - Oleh Redaksi Views: 96
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, bersama istri saat membantu mengantarkan penyandang disabilitas, menuju TPS untuk menyalurkan hak suaranya, Rabu (14/2/2024).

Medianews.id, Trenggalek – Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, SE., ME., dan suami (Mochammad Nur Arifin), meninjau pelaksanaan Pemilu 2024 di TPS disabilitas, serta meminta maaf karena masyarakat berkebutuhan khusus belum terfasilitasi maksimal saat menyalurkan hak suaranya.

Dalam hal ini, Novita Hardini, mengiira tempat pemungutan berada di Kampung Inklusi yang memang dibangun sesuai dengan kebutuhan mereka, ternyata justru TPS untuk difabel ini berada cukup jauh dari pemukiman itu.

Selanjutnya, jaraknya kurang lebih 200 meter sehingga dibutuhkan kerja lebih untuk mereka menyalurkan hak suaranya, karena TPS berada di halaman rumah orang yang masih berupa tanah sehingga jalannya kursi roda kurang maksimal.

Kemudian, Novita Hardini, menuturkan, “tadi sebelum Mas Slamet ngomong masalah jalan, saya minta maaf berkali kali saat mendorong mereka menggunakan kursi roda. Ternyata tidak mudah, karena masalah jalan untuk teman teman berkebutuhan khusus ini. Tentunya ini menjadikan semangat kami untuk bekerja lebih keras lagi. Paling tidak disekitaran teman teman disabilitas ini bisa ramah bagi mereka,” ucap Novita Hardini, Rabu (14/2/2024)

Lebih lanjut, tujuan saya bersama Bupati Trenggalek hari ini untuk memastikan angka partisipasi masyarakat di Kabupaten Trenggalek ini tinggi, memberikan suaranya dalam kontestasi Pemilu 2024,” termasuk melihat dan mendampingi teman teman disabilitas bisa menyampaikan hak suaranya,” imbuhnya.

Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, menegaskan, “ini menjadi masukan buat kami, dan saya mohon maaf, hal ini nanti saya sampaikan ke KPU karena ini nanti juga ada gelaran Pilkada,” tegasnya.

Pihaknya menyarankan, kepada Pemerintah Desa, khususnya KPPS yang tertunjuk, ke depan seharusnya memilih tempat yang dekat dengan akses mereka,” sebenarnya di kampung inklusi aksesibilitasnya bagus, ada guardril dan segala macam pendukungnya,” imbuh, Mochamad Nur Arifin.

Hal ini menjadi masukan kami ke depan, sehingga di ajang ajang pemilihan ke depan kita beri akses yang lebih bagus,” sebenarnya kita ke sini ingin ngecek, mereka nyoblosnya bagaimana, ternyata kondisinya cukup jauh,” imbuhnya.

“Makanya besok desa, kemudian RT/ RW bisa lebih aktif. KPU juga sama lebih aktif terhadap teman teman difabel,” pungkasnya.

Kemudian, ada beberapa penyandang disabilitas yang tidak bisa menyalurkan hak suaranya karena belum tercatat berdomisili di Kampung Inklusi. Salah satunya Slamet, penyandang tuna daksa yang menyatakan hanya 4 orang, termasuk dirinya difabel yang bisa menyalurkan hak suaranya.

“Alhamdulillah lancar, namun fasilitasnya kurang. Meskipun begitu saya senang bisa ikut berpartisipasi dalam pemilu,” ungkap Slamet usai menyalurkan hak suaranya. (Adv)


TAGS: , ,
Array

Berita Terkait